Kelas Semesta – Pengenalan Dasar Menulis Jurnalistik dengan Pak Yunus
Hari Rabu tanggal 6 September, KPB ikut dalam kelas semesta “Pengenalan Dasar Menulis Jurnalistik” bersama Pak Yunus. Kelas semesta kali ini dilaksanakan di basecamp KPB di Semi Palar. Pukul 09.00 Angel membuka kelas semesta, dan Pak Yunus pun memulai kelas semesta kali ini.
Pak Yunus memulai dengan menceritaka bagaimana ia bisa terjun ke dalam bidang jurnalistik. Awal mula Pak Yunus masuk ke dalam dunia jurnalistik dimulai dari membaca komik Tintin seorang wartawan yang sangat erat dengan petualangan dan pekerjaan beresiko tinggi. Setelah itu, Pak Yunu kuliah dan aktif di kampus, untuk mempelajari jurnalistik.
Jurnalisme sendiri berhubungan erat dengan media publik. Karena jurnalistik adalah bagaimana sebuah berita bisa mempengaruhi publik/masyarakat untuk bisa menentukan pilihan, bahkan kebijakan negara.
Awal mula jurnalisme di Indonesia sangat erat dengan tokoh-tokoh aktivis yang sering menulis dan berhubungan dengan media. Jurnalisme di Indonesia terus berkembang dan dijadikan sebagai advokasi para aktivis untuk mengutarakan pendapatnya. Hingga kini jurnalisme terus berkembang hingga banyak media publikasi berita seperti media cetak, online, televisi, infografik dan lain-lain. Saat ini, banyak cara kreatif untuk menyampaikan berita, tidak hanya dalam bentuk tulisan. Hal ini merupakan cara untuk mengemas berita menjadi menarik.
Jurnalisme terbagi menjadi beberapa bagian. Beberapa di antaranya adalah bagian redaksi dan marketing yang dipisahkan. Tim redaksi berfokus pada berita-berita yang wartawan dapatkan setiap harinya. Sedangkan tim marketing berfokus pada berita yang dibuat atas permintaan suatu pihak untuk mempromosikan hal-hal tertentu.
Dalam jurnalisme terdapat kode etik – kode etik yang digunakan para wartawan. Tidak semua kode etik sama, ada beberapa kode etik yang berbeda, tergantung pada kelompok. Kode etik ini sangat penting sebagai panduan sehingga redaksi tidak menyebarkan berita berbahaya, atau hoax, atau hanya menjadikan berita sebagai media propaganda.
Saat ini siapa saja bisa menjadi wartawan. Tapi ada beberapa syarat yang harus dimiliki yaitu, harus senang belajar dan mau terus mengikuti perkembangan yang ada. Selain itu, wartawan harus menulis untuk mewakili masyarakat, bukan dirinya sendiri. Karena yang mereka tulis akan dibaca oleh publik. Wartawan juga harus bisa memiliki banyak akses terhadap ilmu. Oleh karena itu wartawan harus banyak membaca buku sehingga bisa mengulas sesuatu dengan pengetahuan yang ada. Bisa melalui buku-buku atau pakar yang memang sudah ahli dalam bidang tertentu. Wartawan juga tidak bisa langsung menerima omongan dari orang-orang yang mereka wawancari, mereka haris melakukan verifikasi untuk mendapat beberikan sebuah kebenaran kepada publik. Oleh karena itu, wartawan pun memiliki kewajiban, beberapa diantaranya adalah
Kewajiban jurnalisme:
- Bekerja pada pencarian kebenaraan
- Bekerja untuk menyuarakan kepentingan masyarakat
- Disiplin verifikasi
- Menjaga independesi
- Jurnalis harus bisa memantau kekuasaan
- Jurnalis harus memberikan ruang untuk informasi dari berbagai pihak (banyak suara)
- Jurnalis harus bisa membuat hal penting menjadi menarik
- Jurnalis harus memiliki nurani
Berita-berita yang didapatkan oleh para wartawan diberikan kepada tim redaksi. Biasanya oleh tim redaksi berita disampaikan secara bertahap (kebenaran yang dibangun secara berproses). Tahap pertama adalah keadaan disekitar tempat kejadian. Bagaimana keadaan lingkungan, keadaan orang yang terlibat, dan hal-hal yang lebih menyeluruh. Tahap selanjutnya, kita bisa menceritakan lebih detil keadaan orang-orang yang terlibat. Kemudian, bisa berlanjut ketahap di mana para wartawan bisa menceritakan penyebab dari kejadian tersebut.
Pak Yunus sendiri pernah bekerja disalah satu media untuk membuat berita. Setiap hari Pak Yunus mencari dan memberikan berita. Sehingga pada saat itu juga berita-berita tersebut bisa diakses oleh publik. Selama 3 tahun Pak Yunus menjadi wartawan yang mencari berita harian, namun setelah beberapa waktu, ia merasa kurang. Oleh karena itu, Pak Yunus mencoba untuk mempelajari jurnalisme sastrawi.
Jurnalisme sastrawi adalah bagian dari jurnalisme yang menuliskan berita mengenai orang atau sejarah yang dituliskan secara naratif. Bedanya jurnalisme sastrawi adalah, berita yang didapatkan disampaikan sebagai sebuah cerita. Bagaimana berita/peristiwa tersebut dinarasikan menjadi lebih menarik, dikisahkan menjadi sebuah cerita. Saat ini, banyak berita-berita yang tidak cukup disampaikan pada media cetak majalah saja, sehingga berita-berita tersebut dikisahkan dan dibuat menjadi buku. Biasanya jurnalisme sastrawi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menggali informasi terhadap isu yang akan diangkat. Oleh karena itu, biasanya sang wartwan membutuhkan waktu lebih lama untuk proses pembuatannya. Jadi mereka bisa menyampaikan berita dalam bentuk buku dengan tulisan feature. Sehingga berita tersebut akan tetap menarik walau pun di baca saat waktu yang berbeda dengan waktu terjadinya peristiwa tersebut. Biasanya dalam jurnalisme sastrawi wartarwan akan menceritakan apa yang terjadi dan bagaimana akhir dari berita tersebut.