Witnessing a truly splendid movie, A Monster Calls
*Ditulis & dinarasikan Angel (K12)*
A Monster Calls sebenarnya tidak sesuai dengan ekspetasiku. Awalnya, aku mengira kalau film ini murni bercerita tentang imajinasi seorang anak. Tapi setelah menontonnya, aku baru sadar bahwa ini bukan sekedar imajinasi, film ini lebih dari itu. Menceritakan tentang seorang anak bernama Conor O’Malley dan ibunya yang berjuang untuk sembuh dari penyakit kanker yang dideritanya. Conor mengalami mimpi buruk selama berhari-hari. Mimpi tersebut memperlihatkan Conor yang kehilangan ibunya. Hal itu membuatnya ketakutan, namun ia menutupinya dan bersikap bahwa semuanya baik-baik saja.
Pada suatu malam, tepatnya pukul 12:07 Conor melihat pohon yang menyerupai monster mendatanginya. Monster tersebut berkata bahwa ia akan menceritakan tiga cerita hidupnya pada Conor dengan syarat setelah ketiga cerita tersebut selesai, Conor harus menceritakan ceritanya sendiri. Cerita yang dimaksud adalah cerita dibalik mimpi-mimpi buruk yang didapat oleh Conor, yang tidak lain adalah ketakutan terbesar yang ia tutupi selama ini. Cerita berlanjut dan banyak mengisahkan tentang perjuangan Conor untuk melawan rasa takutnya sendiri dan mengungkapkan kejujuran pada dirinya sendiri.
Film ini banyak berbicara padaku soal kejujuran. Bukan hanya jujur pada orang lain, tapi juga jujur pada diri sendiri. Kadang dalam hidup kita menemui banyak masalah yang membuat kita ketakutan dan ingin lari dari kenyataan. Kita lebih banyak menyembunyikannya, menyimpan semua ketakutan tersebut untuk diri sendiri dan menutupi semuanya seakan segalanya baik-baik saja. Namun, kita sendiri sama sekali tidak sadar bahwa semua rasa sakit yang kita pendam perlahan-lahan membunuh. Dan yang sesungguhnya diperlukan oleh diri kita adalah suatu kejujuran yang diungkapkan.