Selamat Jalan Maestro : Bapak Handiman
“Menurutku Pak Handiman adalah sosok inspiratif yang rendah hati. Beliau punya banyak ilmu dan juga mau berbagi ilmu tersebut dengan banyak orang” – Angel
Telah meninggal dunia bapak Handiman Diratmasasmita (77 tahun), pendiri Bale Angklung Bandung, pada hari Rabu, 26 September 2018 jam 07:55 WIB di Rumah Sakit Borromeus, Bandung. Kabar tersebut sontak membuat kami terkejut, sedih dan merasa kehilangan. Kami pernah mendapatkan kesempatan untuk belajar bersama membuat angklung selama satu semester, tepatnya pada tahun ajaran 2015/2016. Lalu kesempatan belajar itu kembali muncul ketika Benita magang di Bale Angklung pada tahun keduanya berpetualang di KPB.
“Pak Handiman adalah sosok yg menginspirasi, dari dedikasinya dan kecintaannya terhadap angklung, pak Handiman tdk pernah berhenti melestarikan angklung” – Mutia
Beliau adalah maestro pembuat angklung di Indonesia. Berbicara tentang pembuatan angklung, kualitas dan musikalitas, tidak akan pernah terlepas dari sepak terjang beliau selama puluhan tahun menjaga, membangun dan melestarikan pembuatan angklung yang berkualitas tinggi. Sudah banyak liputan dan artikel yang mengulas sepak terjang dan inspirasi beliau. Tentu tidak hanya kami yang akan kehilangan beliau, tapi tentu Indonesia kehilangan seorang maestro yang berdedikasi tinggi dan rendah hati. Melalui tulisan kali ini, kami mencoba menyajikan memori dan kesan kami saat berinteraksi bersama beliau.
“Pak Handiman adalah, maestro angklung dengan passion” – Alry
Bale Angklung: rumah belajar kehidupan
Belajar di Bale Angklung bersama Pak Handiman dan para pengrajin angklung adalah proses belajar yang sangat berharga. Kesannya seru dan membaur. Pak Handiman dan para pengrajin angklung lainnya menyambut KPB dengan hangat, selalu terbuka membantu KPB belajar dan berproses selama di bale. Bagi Lian, Belajar di Bale menjadi proses belajar sangat menyenangkan karena sejak sd Lian sering sekali bermain angklung tanpa tahu bagaimana proses membuatnya. Sampai akhirnya bisa diberi kesempatan untuk ikut dan belajar membuat angklung dari rangka, tabung, dan resonansi. Senang bisa ikut turut berproses bersama. Sedangkan bagi Angel saat-saat belajar di bale mungkin bukan hal yang paling ia sukai, tapi ia belajar banyak hal dari kegiatan-kegiatan tersebut. Bukan hanya cara pembuatan angklung, tapi juga nilai kerjasama dan suatu ketekunan.
“Pak Handiman menurutku adalah sosok yang sangat menginspirasi. Mendedikasikan hidupnya dalam angklung dengan sangat konsisten. Sosok yang sangat hangat dan mulia” – Lian
Belajar bersama Pak Handiman: bukan sekedar membuat angklung
Kami mengenal angklung secara mendalam dari ahlinya. Nyatanya angklung bukan hanya mengajarkan suatu kebudayaan tapi juga nilai-nilai kehidupan. Angklung merupakan salah satu pengingat sejarah musik yang harus terus diingat oleh siapapun. Saat proses di bale pun kami merasa bahwa apapun yang kita buat menggunakan hati dan kejeliaan akan membuahkan hasil yang baik.
Pelajaran yang kami dapat adalah kesabaran, ketelitian dan menikmati proses. Untuk membuat sesuatu yang unik, semuanya harus dimulai dari nol dan melewati berbagai proses yang tidak mudah, sampai akhirnya mencapai tujuan. Kami juga menyadari bahwa proses dan pembelajaran yang sudah dilalui Pak Handiman membuatnya menjadi seorang maestro angklung, dengan banyaknya jam terbang dan konsistensi. Untuk mencapai tingkat kemantapan yang tinggi perlu mengalami ribuan kali proses pengulangan.
“Pak Handiman di mata saya adalah mentor dengan segudang ilmu dan pengalaman yang sangat ramah juga rendah hati kepada siapa saja” – Kinan