Kuliah? Siapa Takut!
Oleh: Melissa Tuanakotta
Mengenal diri sendiri, masyarakat, dan berkolaborasi bersama komunitas serta mitra belajar, terasa tidaklah cukup bagi Kelompok Petualang Belajar (KPB) Semipalar jika hanya dilaksanakan saat jam sekolah. Penting adanya untuk KPB tetap menembus sekat-sekat ruang kelasnya seusai belajar bersama teman sekelas. Bagaimana caranya? Dengan mengikuti Forum Petualang Belajar.
Forum Petualang Belajar merupakan suatu wadah untuk berbagi dan belajar bersama, yang diberikan oleh kita dan untuk kita. Didirikan dengan cukup fleksibel sehingga Forum Petualang Belajar tidak hanya diperuntukkan untuk KPB Semipalar saja, tapi juga untuk warga Semipalar yang ingin belajar maupun berbagi.
Di pertemuan pertama (6/2) Forum Petualang Belajar membahas tentang bagaimana pembelajaran di KPB dan kehidupan para alumni KPB yang memilih untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Para alumni yang hadir adalah Natasha yang saat ini sedang kuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung jurusan Studi Perjalanan, Mutia di Managemen Lingkungan Universiti Putra Malaysia, dan Kinan di IT Universitas Parahyangan, Bandung.
Dunia perkuliahan yang sedang dijalani oleh para alumni KPB angkatan 1 ini jelas berbeda dengan apa yang dijalani di KPB. Ketika di KPB kegiatan belajar dan pengembangan minat dilakukan secara eksploratif dan kolaboratif bersama komunitas, di bangku perkuliahan kegiatan belajar sangatlah akademis, sehingga usaha belajar para alumni KPB ini pun jauh lebih besar dibandingkan dengan teman-temannya.
Seperti Kinan, jurusan yang dipilihinya merupakan jurusan yang cukup lekat dengan ilmu Matematika. Ketika teman-teman satu kelasnya dengan mudah mengerti materi yang diberikan sang dosen, Kinan mengaku tidak mengerti. Seolah rumus yang diberikan tampak asing baginya, tapi tidak untuk teman-temannya. Hal yang sama pun dirasa oleh Nat ketika belajar akutansi dan Mutia ketika belajar Kimia.
Tapi apakah itu menjadi hambatan?
Tidak, bagi trio ini. Alih-alih hambatan, hal tersebut lebih dianggap sebagai tantangan. Berbekal pengalaman petualangan mereka selama di KPB, mereka memiliki daya juang untuk mengeksplorasi lebih dalam terkait tantangan yang dihadapi.
“Aku kalau enggak ngerti, aku akan aktif ngedatengin dosennya untuk bertanya materi yang aku enggak ngerti. Kalau nilai aku jelek, aku juga akan bertanya kepada dosen kenapa, sih, nilai aku jelek,” kata Kinan.
Bagi Mutia tantangan yang dihadapi bukan hanya sekedar materi kuliah, tapi juga bertahan hidup sendiri di negeri orang. Akan tetapi hal tersebut juga tidak menjadi hambatan. Jika dibandingkan dengan teman-temannya, Mutia merasa jauh lebih bisa survive menghadapi suatu situasi dibandingkan teman-temannya yang lain.
“Mungkin karena pengalaman pernah live in di Kareumbi dan Karimun Jawa,” jelasnya.
Natasha pun setuju dengan Mutia, pengalaman di Karimun Jawa, walaupun saat dilaksanakan terasa berat, nyatanya cukup memberikan kesan.
“Live in di Karimun Jawa selama satu bulan, banyak banget yang mempertanyakan ‘ngapain di Karimun Jawa?’ atau ‘emang bisa survived di sana selama satu bulan? Tapi nyatanya hidup di sana cukup memberikan aku banyak pengalaman dan pembelajaran hidup,” kata Natasha. “Dibandingkan dengan teman-temanku saat ini, aku lebih bisa untuk makan di mana saja. Saat teman-temanku pesan makanan online, aku lebih baik makan di kantin aja, lebih hemat. Selain itu, kampusku sering banget bikin acara skala besar, pengalaman bikin event di KPB, tuh, bikin akujauh lebih mudah menjalankannya,” lanjutnya.
Eksplorasi Minat dan Ilmu
Banyak pertanyaan tentang, “bagaimana proses para alumni KPB masuk kuliah?” Mengingat metode pembelajaran di KPB tidak seperti sekolah pada umumnya.
Menjawab pertanyaan tersebut para alumni ini mengatakan untuk menentukan terlebih dahulu ke mana mereka akan melangkah. Natasha yang semenjak dulu suka jalan-jalan mengaku tertarik untuk mempelajari dunia pariwisata. Sementara Mutia yang tertarik dengan lingkungan ingin belajar lebih banyak tentang manajemen lingkungan. Pemetaan minat ini sudah mereka lakukan ketika di KPB. Melalui kegiatan belajar dan pengembangan minat yang eksploratif, kolaboratif dan reflektif, teman-teman KPB menjadi lebih mengenal diri mereka sendiri.
Berbeda dengan Natasha dan Mutia yang ingin lebih dalam lagi mengeksplorasi minatnya, Kinan memilih langkah untuk memperluas pengetahuannya. Kinan menantang dirinya untuk mempelajari teknologi informatika, ilmu yang sama sekali tidak pernah disentuh, dipelajari, bahkan bukan minatnya. Lantas mengapa Kinan ingin mempelajari hal tersebut? Berangkat dari ketertarikannya terhadap musik, Kinan mencari tahu kira-kira ilmu apakah yang cukup berkaitan dengan minatnya tersebut. Setelah mencacah pemikirannya, maka didapatkanlah teknologi informatika yang sekiranya terkait dengan musik elektronik.
Setelah menentukan langkah, tahap selanjutnya adalah mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi. Karena mereka sudah memilih untuk kuliah, maka mereka pun harus bertanggung jawab dengan pilihannya dengan belajar tambahan di luar jam sekolah.
Proses tidak akan mengkhianati hasil. Walaupun sering merasa cemas dan dihantui dengan rasa ketidakmampuan, namuan para alumni ini berhasil melewatinya dan bertanggungjawab dengan langkah yang dipilihnya.